menyambut malam di remang senja
ada perih yang menghiris kalbu
namun ada suaramu yang berbisik
erat-erat ia memeluk hatiku
lantas aku bermohon seandainya bisa
longgarkan sedikit pelukanmu itu
agar aku bisa bernafas lepas
dan menikmati kehadiranmu dengan jelas.
Senja itu pergi tanpa pamitan
namun aku masih ditemani bisikanmu
kita yang saling bertemu tanpa sua
berbagi-bagi sepi juga sunyi
maka kita sepakat untuk akur
jika inilah pencantuman rasa-rasa
yang telah mencantumkan hati-hati kita
meski aku berada di langit sini
manakala engkau di langit sebelah sana.
Lalu aku pun menyandarkan
setiap kelelahanku ini pada kesunyian
di sela padang ilalang ini aku berlari
lantera ku hanyalah sorot cahaya bulan
namun masih saja bisikanmu menuntunku
membawaku berlari pada sepi-sepi
dan engkau menungguku disana
bersama sunyi-sunyi
yang telah mengikat kita bersama.