Friday, February 28, 2014

AKU ADALAH CINTA



Aku adalah senja tadi yang gelisah..
seperti bait-bait sunyi..
aku terlalu lelah menanti..namun..
sang gelap itu tersenyum kerana ia mengerti
bahawa kisah malamnya akan ternikmati.

Telah ku cuba melukis sketsa wajahnya
di bingkai kanvas senja..
sehinggakan temaram pun mula mengatup jingga
lukisan itu tidak pun usai jua..
lalu aku menjadi puisi yang terbingkai rapih
pada langit malam nan beku..
lalu denting jam akan mengekalkannya
sebagai yang bernama suatu masa lalu
pada secarik warna jingga di senja yang bisu.

Dalam bisu senja yang tiba-tiba..
ia langsung menyisakan tandatanya bagi jiwa-jiwa
akankah pagi kembali sedangkan matahari tak berjanji
lalu ku jadikan aku sebagai cinta..
hidup didalam sederhana seperti apa yang cinta suka
seperti udara yang apa adanya..
namun ia tetap merdeka mencumbui hati manusia.

HUJAN SEMENTARA



Udara wangi dengan pendar haruman hujan
tak ada yang terlebih indah dari hujan sore ini
dan hatiku separuh basah dalam rangkulannya
dia..guyuran hujan yang sementara cuma.

Di rintikan gerimisnya ada janji yang turut tumpah
janji-janji yang mungkin hilang ditelan tanah
namun setiaku padanya seperti deras rintiknya hujan
meskipun aku juga mencintai langit dan juga senja
namun hujan tetapku puja meski ia sementara cuma.

Hujan mencumbu kesegenap pipiku yang muram
sepercik wangian rindu ia suguhkan padaku
 ia sentuh rerambutku,mengecup keningku,memelukku
dengan angin yang ia hadirkan disekelilingku
lalu hujan meletakkan kesayuan di ceruk mataku
sementara dinginnya menyentuh degup jantungku.

Namun ternyata ia tetaplah hujan yang sementara
seakan inginku hancur-hancurkan kesemua ingatannya
agar hujan itu lupa untuk pergi kecuali kembali
kembali kepelukanku yang terus setia menanti.




Sunday, February 23, 2014

AKU ITU PUISI



"Adalah sulit untuk kau baca apa itu kepedihan
kerana yang terisak itu adalah hatiku
sedang mataku tidak...dan tahukah engkau ?
sengaja ku sembunyikan agar tawamu tak disalahkan."

Aku adalah seperti bait-bait puisi
mudah untuk kau baca namun sulit untuk kau fahami
terkadang...engkau seolah-olah mengerti indahnya
namun sesungguhnya tidak kau tahu apa isinya.

Mungkin engkau tidak pernah pun tahu
aku ingin sekali menjadi satu bait puisi sederhana
yang ditulis dengan tinta biru seharu rindu
juga mencintaimu dengan caraku..
 mengabadikanmu dalam bait-bait puisi
lantas aku ingin menghidupkanmu dalam imaginasi.

Pada selembar kertas pagi...
kutuliskan dengan jemari-jemari yang gementar
kutitip doa didalam puisi teruntuk kamu
yang mungkin sedang terlupa siapa aku
maka adalah "aku"...
 ingin selesaikan sebait lagi puisi cinta
apakah mau engkau untuk menjadi titik noktahnya ?







Saturday, February 22, 2014

AKU KEMBALI



Aku tidak kematian rasa..
telah kularungkan sekujur cinta ini
pada sebuah perahu kertas di samudera sana
dan rona kebiruan rindu ini..
telah menyelubungi dan aku menjadi pilu.

Meski yang tersisa cuma helaan nafas
namun aku tidak pernah terlupa
bagaimana untuk mengeja sebaris namamu
pada fatamorgana itu aku pertaruhkan
sebuah dambaan juga sepenuh kesetiaan
yang takkan pernah engkau membayangkan.

Aku tidak mau terus meratapi lembar lalu
maka izinkan aku menghapuskan masa kelabu
menata mahligai indah demi kehidupan baru
sebiduk kita harungi dalam cinta abadi selalu.

Nantilah aku di malam ini nanti..
aku akan kembali menjadi perempuan purnama
yang menjadi lantera penyuluh gelapmu
tika matahari petang itu berpamitan pulang
bersedialah engkau untuk menyambut aku
yang membawamu selautan cinta dan juga rindu.








AIRMATA



Adalah langit hati yang menurunkannya
butiran rintik-rintik jernih nestapa..
dan pipiku ini selalu setia menadahkan 
leleh airmata yang tak mampu tertahankan.

Saat angin mendesir dihujung kemarau
pada dua pendar mataku ini
ia masih sentiasa basah
tidak seumpama kemarau itu..
ia tetap saja mengalirkan rintik-rintik pilu.

Ternyata kau tak ingin lagi temui aku
tidak lagi didalam sapa..juga canda
telah pun hilang sesuatu rasa
hilang dari bilik nuraniku ini....
apa mungkin kerana terentang jarak jumpa
dan sebegitu sulit saat untuk bersua.

Mungkin engkau sengaja terlupa
untuk menjadi selimutku dari segala terik
menjadi pelukan bagi semua kedinginan
tahukah engkau duhai sayang
ayat-ayat cinta,dendang dan syair-syair
masih berlagu dan kunyanyikan 
saat airmataku ini tak mampu kupertahankan.





Monday, February 10, 2014

MIMPI YANG PULANG



Terpekur akan hening waktu melanglang
rembulan tadi malam enggan berbagi purnama terang
dan malam dengan segenap kegelapannya
juga gelap dengan segala keheningannya
manakala hatiku sarat dengan mimpi-mimpi
terlihat aku,kamu dan dunia kecil yang kita miliki.

Aku selalu bertanya pada sang senja..
apa yang tersembunyi di sisi gelapnya
kala senja itu bergulir langit malam temaram
tak ingin aku terus saja karam di lautan malam
 dalam mimpi-mimpi buruk yang tak kunjung usai
jeritanku pasti kosong dan suaraku landai.

Biarlah airmataku tetas..
meronta resah di luasnya samudera langit malam
biarlah nafasku menggelepar di peraduan
di dadaku langit mendaratkan segala desahan
lusa siang aku kan pasti kembali tersenyum
pabila mimpi-mimpi indah bersamamu kembali pulang
dan ada hangat tanganmu yang menyentuh pipiku
aku kan kembali menjadi diriku..




Sunday, February 9, 2014

KARAM



Disepanjang perjalanan singkatku ini...
telah tertoreh tentang catatan yang panjang
pada langitku yang tak pernah berujung mimpi
dan aku yang sedang karam ke dasar hatiku sendiri.

Pada wajahku yang berona mendung
aku adalah seonggok awan kesayuan yang murung
di setiap sudut bumi yang ku dekap hanyalah hampa
maka terpuruklah aku sendirian di kubangan cinta.

Aku ingin sekali merasa tenang di haribaan bumi
namun ternyata hatiku telah pun dimatikan di sini
aku menerawang tatkala aku karam di lubuk hati
tanpa ada yang sedar andainya jiwaku semakin mati.

Namun aku telah pun berjanji untuk mekar
kerana aku adalah kembang yang mengurniakan wangi
meski aku karam sendirian di sini..
takkan ku lelah untuk menyaksikan awan gelap
yang selalu menggelantung di langit hari
maka aku kan ke permukaan demi kebangkitan emosi
dan kembali bangkit menerajui mimpi.






GALAU


Badai kegalauan menolak kamu ke jurang dilema
di langit pun berjubahkan mendung yang meratap
namun cuba kamu sajikan sekalam puisi sepi
yang telah kamu wujudkan dari luahan isihatimu sendiri.

Kamu melukis syair di dalam keterpurukan
bagaikan bisikan serumpun rerumputan yang menangis
telah kau suguhkan rasa-rasa di sela bait aksara
ingin juga kamu memahkotai cakerawala...
 begitu pun perasaanmu yang ingin menyentuh jemariku
melumat genggamanku meski di sekejap waktu.

Mungkin juga kamu terlalu ingin tinggal di sini
di setiap ruas jari-jemariku ini...
agar aku bisa sentiasa menyentuh bayanganmu
di setiap kali doa-doaku..ya mungkin juga
kamu ingin meminjam senyuman 
dari wajah sang rembulan yang dikelilingi bintang
agar kegalauanmu itu segera menghilang
bersama desiran angin yang berlalu-lalang.





Saturday, February 8, 2014

SENDIRIAN


Dan malam pun datang kala aku layu
apa engkau tau aku sedang bicara dengan malam
tentang rindu yang kau titipkan tadi siang
dan kini gelisahku...
 memuncak dari rindu yang kian meledak.

Denting jam menulis epitaf pada kelopak mawar
sang embun lalu jatuh di atasnya...
dan ia mensabdakan namamu di keabadian
maka berdiri aku menggenggam segenap kekuatan
lalu ku hempaskan segenap kerinduanku
pada langit malam yang temaram.

Di sudut malam ini...
sepi dan rindu kan saling bercumbu
dari liar nafasnya maka akan lahir anak-anak puisi
lalu tangisannya membahana seluruh semesta
manakala aku adalah tempat dijatuhkan gerimis
namun tidak terdengar rintik-rintiknya
melainkan jerit dari sepasang mata kerinduan
setelah aku engkau tinggalkan sendirian.


Friday, February 7, 2014

SENJA FEBRUARI



Senja mengambang di kelopak mataku
aku seakan telah lupa bagaimana..
 untuk tidak mengingatnya..senja itu
dan sungguh tiada kata-kata yang melunakkan
saat menanti gerimis di ujung senja tanpamu
kau tidak muncul jelma..ku hampa.

Bukankah kita telah sepakat tuk menunggu senja ?
tiada yang lebih menyedihkan selain
tentang ketiadaanmu saat gerimis mencium bumi
ketika senja menjelang tua , aku kian merana
terkenang saat kita sama-sama menanti senja
dan kini cuma tinggal aku menadah rintik hiba.

Ketahuilah engkau duhai sayangku..
kau adalah degupan jantungku yang tak bernada
dan senja Februari ini mengirimkan geletar asing
selembut ciuman pertama..
 dan saat esok pagi turun sehangat cahaya
begitu bersederhana dan sayangku sebentar nanti
purnama lengser dari langit di ranting sepi
seperti sepotong elegi..
yang tenggelam di mataku berkali-kali.





Monday, February 3, 2014

AKU ADA KAMU



Dengung-dengung bahasa yang datang dari alam
sama seperti bahasa langit yang sukar dimengerti
namun aku tidak gentar tidak juga khuatir
kerana sentiasa ada kamu berdiri disampingku
menterjemahkan bahasa-bahasa rindu
yang sering melingkari aku seutuh rengkuhanmu.

Ini masih lagi sore..
namun telah kamu sediakan kasur hangat buatku
untukku letakkan lenaku di tubuh malam nanti
telah kamu sediakan kesemua mimpi
yang indah-indah untuk kita sama-sama layari
kita kan berjalan di atas angan kesemuan
namun kita terasa puas kerana bergandingan.

Dan masih juga kita mau menyaksikan
di saat senja beringsut lengser keperaduan 
dan tangan mungilku masih saja merengkuh kamu
dan kamu mengudarakan nafas kedalam hatiku
kita terus berpelukan dalam siluet cahaya
sambil malam pun hadir dan mengusir senja.

SENJAKU



Sepetang tadi aku dilahap gulungan mentari
mantera seribu puisiku pun kian luntur
kala kerlip matamu mengecup hati ini
saat jemarimu melukis aku didalam senja
kamu memeluk jiwaku meski dalam abstrak semata.

Ingin saja aku....
 menulis takdir sesuai dengan ingin
aku ingin berganding denganmu disepanjang usia
aku ingin kamu menjadi luruhan awan
lalu menyentuh aku bak rerumput selembut kabut
aku terbiasa melihat kamu berkeringat..
menanti kidung senja yang lambat-lambat
namun kita sama-sama tau andai senja
tidak sewenang menyerah takdir kepada dunia.

Pastinya nafasku berkejaran pelan
di saat meniti senja sendirian tanpa kamu
namun aku tidak ingin menjadi penista warna
biarpun tujuh purnama meniadakan senja
dan dibawah langit abu-abu bercampur jingga
aku masih ingin dicumbui kamu..
sehingga temaram langit menghapus senjaku
namun masih juga ada kamu yang memeluk aku.


Sunday, February 2, 2014

PERPISAHAN



Pastinya aku akan merindui
hiruk-pikuk kehadiranmu nanti
pastinya akan ku lalui malam-malam sepi
tanpa senyum dan juga tawamu lagi
kerana sebentar lagi kita kan saling melambai
menandakan perpisahan itu telah pun sampai.

Saat sendiri itu nanti akan ku lalui
bersama tumpukan harapan di genggaman
harapan yang ku simpan untuk ketemu esok
seandainya sang mentari sudi menjenguk
dan ku ingati kembali....
saat pandang kita saling beradu
jelas keinginan kita pun saling berpagut
sesungguhnya hati-hati kita seakan tak sanggup
untuk mengucapkan selamat tinggal
dan siapalah nanti yang akan membelai
menghapus gundahku saat resah membadai.

Biarlah...
akan ku eja makna di setiap doa
akan ku hantar bisik didalam jutaan pinta
aku akan memasung hati dan cintaku ini
akan selalu menunggu senja sehingga engkau kembali
dan bersama secuil kesetiaan ini 
akan ku nanti langit menaburkan hujan
saat mentari tidak lagi memberi senyuman
usahlah kita memberi erti buat perpisahan
kerana sesungguhnya yang kita nanti adalah
saatnya yang bernama sebuah pertemuan..