Monday, February 3, 2014

SENJAKU



Sepetang tadi aku dilahap gulungan mentari
mantera seribu puisiku pun kian luntur
kala kerlip matamu mengecup hati ini
saat jemarimu melukis aku didalam senja
kamu memeluk jiwaku meski dalam abstrak semata.

Ingin saja aku....
 menulis takdir sesuai dengan ingin
aku ingin berganding denganmu disepanjang usia
aku ingin kamu menjadi luruhan awan
lalu menyentuh aku bak rerumput selembut kabut
aku terbiasa melihat kamu berkeringat..
menanti kidung senja yang lambat-lambat
namun kita sama-sama tau andai senja
tidak sewenang menyerah takdir kepada dunia.

Pastinya nafasku berkejaran pelan
di saat meniti senja sendirian tanpa kamu
namun aku tidak ingin menjadi penista warna
biarpun tujuh purnama meniadakan senja
dan dibawah langit abu-abu bercampur jingga
aku masih ingin dicumbui kamu..
sehingga temaram langit menghapus senjaku
namun masih juga ada kamu yang memeluk aku.


No comments:

Post a Comment