Thursday, December 12, 2013

CERITERA KITA



Persis senyuman angin
pucat lesi dan mendingin
seperti gerimis yang luruh
juga mentari yang mulai meredup
senyumanku kuncup
hangatnya telah pun sirna.

Kau masih saja di sana
ingatanmu cuba untuk meraih aku
malah...
seolah ingin menggapai 
seandainya kamu bisa
dan ketika mata ini tidak lagi mampu
untuk bersembunyi..
ia langsung menceritakan kesemuanya
tentang rasa yang bergejolak
diantara netraku yang berkaca
dan relung atma mu yang berkata-kata.

Mungkin nanti...
ada airmata yang menyibak senja
di langitnya juga...
tertoreh sebuah ceritera yang nestapa
namun jiwa-jiwa kami seramah bumi
masih tau untuk cinta-mencintai
maka biarkanlah..
akanku lepaskan nafas ini
mengalir pelan mencari pelangi.

Dan ketika malam membunuh siang
jiwa kita kembali duduk semeja
kita berganding diam
membaca alam..
setelah itu kita sama-sama setuju
andai kita namakan kehidupan ini
sebagai sebuah ceritera
yang tidak langsung berjudul.




No comments:

Post a Comment