Wednesday, January 29, 2014

TATAPAN



Kita nikmati senja yang singgah
meskipun malam masih dalam angan-angan
namun kita masih menjamah remang senja
sementara kita nanti malam menggulung gelap
mata-mata kita terus saling menatap.

Aku ingin berteduh di payung matamu
meletakkan lelah jiwaku di rengkuh bahumu
meski sebentar lagi malam kan menjelma
harapanku masih juga menyala-nyala
dan ku nikmati tatap matamu itu
bersama sabar ku nanti kata-kata indah
yang akan melompat dari kedua ulas bibirmu.

Akan ku hadirkan senyuman manisku nanti
ku pasti ia akan menyibak kesemua sepi
tataplah kesungguhan di binar mata ini
sinarnya bisa menghalau segala nyeri
dan akan kita nikmati indahnya malam ini 
dalam dekap dan pelukan yang hangat
maka itu dengarkan aku sayangku...
ayuh biarkan rasa gemuruh ini melekap.




Monday, January 27, 2014

AKU MASIH...



Ada dingin yang melahap di sekujur hatiku
gemerlap jiwaku pun kian luruh
wajahku kian kusam memuramkan hujan
membumbung rinduku padamu sang pemilik hati
dan tawa-tawamu mampu mengoyakkan sepi.

Pada sang hujan di pagi tadi 
telah ku cuba menyingkap tirai tanya
mengapa aku selalu ingin menikmati bicaramu
dan ingin ku habisi sisa usia sambil menerka
berapa jauh lagikah perjalanan kita
apakah cuma sejengkal jari
atau kita miliki cinta ini hingga kiamat bumi.

Pada malam yang kesekian..
ku masih ingin tangan kita saling merengkuh
biarlah senyumku masih samar di lembah rindu
biarlah tubuhku goyah diterpa angin cemburu
namun aku masih ingin menyantunimu..
dengan keanggunan bait kata-kataku
akanku simpan kebahagiaan dibalik malam
dan akan ku bangunkan ia..
didalam mimpi-mimpiku yang panjang.







TENTANG CINTA



Temui senyuman dibalik parasku yang ayu
 engkau yang hadir bersama rindu senja tadi
melaju membelah malam nan sepi
membuatkan hangat jiwaku menjadi sendu
tatapanmu lekat di kelopak mataku...

Redup mataku pun melinangkan pilu
dalam renungan gulungan yang panjang
telah berhijrah cintaku menuju engkau
ku pintal embun-embun disepanjang malam
rintih-rintihku pun sebasah hujan
menguyur dalam lelap remang sinar rembulan.

Kini..pada gelap yang baru memanggil
aku buntu mengeja soalan..
kerana sebentar tadi telah engkau katakan
tidak usah melambaikan tangan
juga memberikan sedekap pelukan
kerana bagi cinta...
 tidak ada yang ditinggalkan
ataupun meninggalkan..kerana katamu lagi
cinta itu adalah nyawa buat sebuah kehidupan.






Friday, January 17, 2014

PENYIHIR HATIMU



Aku telah menyihir kamu..
cuma dengan hanya sepasang mataku
ada angin mendesir di bulu-bulu mata
membuatkan pandanganmu menjadi nanar
terkirim juga wangian semusim lavender
menusuk aromanya langsung ke jiwa
kamu rebah dalam panahan cinta pertama
dan aku menyambut jatuhmu bersama bahagia.

Suaramu mulai parau menyebut rindu
berlarian resahmu di sepadang ilalang 
kamu mulai merapal doa untuk menyangga asa
bersama debunga-debunga harapan
 telah kamu sibakkan ke udara..
telah kamu lumati sekeping hatimu sendiri
demi teruntuk aku si penyihir hati
kamu harungi selautan harapan
 sehingga kamu lupa pada sebuah kelelahan.

Mungkin ada hujan yang akan memacu rindu
bergerimis lalu membasahi seluruh hatimu
masih juga belum usang dari tatapan
seraut wajahmu yang merunduk pandangan
sekelebat nostalgia mulai meranum..
berlarian diantara kedua alis mataku
di mana disitulah aku mulai mantera buatmu
memandang aku menjadi cinta langsung rindu.







Thursday, January 16, 2014

TANGGA



Di sini..di tangga-tangga merupa kehidupan
adalah aku seorang yang amat hina
telah ku padatkan doa-doaku teruntuk Dia
telah tumpah tetes-tetes keringat dari ubunku
meruap lalu meleleh diantara kalimah di dahiku.

Diantara sapa bunyi derit-derit pintu jiwa
ada langkahku yang tertunda di pertengahannya
namun kerana cinta dan kerinduanku ini
setiap luka memar dari kejatuhan juga keterpurukan
bukanlah alasan untukku mengalah dan terhenti langkah
dalam rintik perih ku lantunkan asma-Nya
ada zikir yang berlalu-lalang di sekujur nyawa
ku daki dan ku injaki jua tangga-tangga
sambil linang dan isak tangis ini kubawa bersama.

Dan ketika kiamat diri itu terjadi
 terus saja aku mendaki tangga-tangga
menuju keabadian tanpa mau menoleh lagi
tinggallah dunia juga anak-anak tangga
yang telah ku injaki sebelum ini
tinggallah duhai duniawi....
aku kini kembali ke alam hakiki.



AKULAH PEREMPUAN ITU



Mungkin aku...
bukanlah perempuan yang paling bidadari
namun akulah perempuan yang mau berjalan
di tanah yang berkeringat disampingmu
aku yang sering saja tersipu...
bagai senja yang merona di bibir laut
dan rinduku sering bersemilir ke hatimu itu
iya..akulah perempuan itu.

Mungkin akulah juga..
perempuan yang meletakkan gejolak-gejolak
pada perbezaan waktu yang melirih
sering juga ku terpa bayangmu penuh sayu
kerana akulah perempuan...
yang sering meninggalkan kenangan
 di setapak ingatan di hatimu itu.

Akulah perempuan itu...
yang sering membelai wajah kasarmu
dengan tangan-tangan mungilku
dan ketahuilah duhai kamu..
aku akan selalu menjadi perempuan itu
yang akan menikmati mentari
saat pagi mulai menguning
juga saat senja mulai menjingga
di sisi kamu yang telah ku pilih
untuk terus menetap di dalam jiwaku ini.


Wednesday, January 15, 2014

KEBISUAN



Ternyata kebisuan ini adalah kesumat
ianya adalah peluh gigil di sekujur aku
ada kenangan-kenangan yang terentang
diantara luruh peluk dan lengangnya jalan
yang pernah aku selusuri bersamanya
di suatu masa dulu...di sana.

Aku ingin memecar dingin ini..lumat
seperti cuaca yang lekas bersilih ganti
mentari terbenam di kelopak mataku ini
berganti rembulan yang bersemu terang
mungkin ada gemerlap bintang-bintang
yang sekedar ingin menjadikan kebisuan ini
seolah punyai keindahan dan ternyata
senja yang tadi terburu-buru pergi
menjadikan aku mengerti andai aku sengaja
dibiarkan menggumam kebisuan ini sendiri.

Juga ada mendung yang memanggil murung
memaksa aku untuk mengeja wajah hujan
dan aku mengumpulkan airmata ini
yang bakal ku jatuhkan di lantai malam nanti
lantas aku pun memeluk hujan-hujan
sambil pedih ini ku larutkan bersama kebisuan
dan aku kan menanti di sisi malam ini..
 andai ada sapaannya yang mungkin hadir
dan membawa aku lari dari kebisuan ini pergi.








Saturday, January 11, 2014

PUJANGGA MAYA



Malam ini ku mulakan mantera aksara
bersama nyala rembulan aku memulai
ku cacah makna di dada langit sana
bergempitalah gemuruh..
 menyambut sapa seorang pujangga maya.

Meski aku ini dikatakan..
 sekedar seorang pujangga maya
tidak seorang pun mengetahui
betapa sukar untukku menyibak nyata
maka yang tinggal hanyalah aku
bersama aksara-aksaraku yang berbaris
memenuhi ruang hati seorang pujangga
seorang aku yang sukar dimengerti.

Aku merindui hangatnya perapian
untuk sebuah malam yang menggigil
lalu aku menyimpan diam didalam malam
segala kedinginan dari telanjang makna
kerana jujur kata-kataku sering dihina
maka akulah si pujangga maya
yang sering bersembunyi dibalik kata.






Wednesday, January 8, 2014

SETIA MENANTI



Pada hujung kilau rambutku
ada kelopak hujan rindu yang luruh
membasahi seluruh fikiranku dengan pilu
lantas mataku mengerjap kemas
cuba untuk melupakan semua kesakitan
tapi ternyata rasa itu masih saja tiba
dan terus menghunjam ke dalam jiwa.

Duhai..kemana gerangan tabah ?
aku terlalu jemu mengundang ia 
mentari pula...
seakan enggan berbagi cahaya
menjadikan binar mataku bertambah gulita
teruntuk siapakah gerangan segala resah 
juga rasa duka yang terawang
diantara bumi dan samudera langit sana ?

Kini..sekelebat pun tanpa bayangmu
namun pada selaksa ikrar telah ku jaga ia
ku pelihara rasa cinta dan kasih untukmu
biarlah ku bawa lelah hati ini
diantara kesunyian malam dan kegelapan
biarkan ia melayah ke udara..
kosong hampa dan tanpa jeda
meski tak juga ada hadirmu ke mari
namun aku kan setia menantimu
pada sekeping hati ini..
ku pugar seluruh asa untuk setia menanti.









Monday, January 6, 2014

GULITA



Tidak seindah biasa..
langit itu tersaput mendung
dan ada derai dari sang awan
membasuh ke pipiku yang mawar.

Aku yang terbunuh oleh sang waktu
dan rintih laraku yang tak pernah rampung 
aku yang menahan airmata
kian membendung di kelopak senja
ingin saja ku bakar isak
namun ada tangisan yang tetap menyala.

Apa mungkin...
angin musim semi tidak pernah
 bersemilir di udara sini...
namun ia mengumbar jutaan kata-kata
sehingga rasa sesak itu membuncah
di dalam dadaku...perih
dan di senja ini nanti
gelombang airmataku pasti bergelora
dan akan ku tinggalkan gelisah
pada sebuah malam 
yang tiada penghujungnya...
gulita !




Saturday, January 4, 2014

DIA..


                             Serpihan hatiku tercicir di beranda sore 
mataku lembab seusai rinai hujan senja tadi
ada kubangan air di pelupuk mata ini
pandanganku menjadi semakin rendah
ada kesunyian yang hinggap tiba-tiba
 kerna aku lelah mencari dia sepetang tadi
tapi ternyata dia tidak ku temui.

Di saat langit enggan lagi untuk terang
aku ingin merengkuh kegelapan malam
namun asaku terhempas angin
lalu ia berterbangan bersama debu-debu
tersimpuh hatiku tidak berdaya
aku hanya mampu mencumbu angan
andai dia hadir tepat dihadapanku
lalu aku pun cuba menjemput impian.

Barangkali terbasuh rinduku ini
pabila sesekali ku tangkap tetes airmata
namun ternyata....
pendar hujan tadi membuatku gemas
kerna aromanya seakan titipan dia
lalu bagaimana lengkung bibirku ini
bisa tersenyum untuk esok hari?

Mungkin aku adalah bidadari cinta
yang tidak di sapa olehnya
dia mungkin terlupa andai aku
adalah seperti semburat cahaya jingga
yang menghangatkan di lubuk jiwanya
namun ku berharap..
 moga saja dia tidak menjadikan aku
sebagai bidadari kegelapan abadi
dan terus membiarkan aku
 tersesat didalam kedinginan sendiri
 semoga nanti dia akan hadir ke sisi
meski hanya sekedar di dalam mimpi.











Thursday, January 2, 2014

KERANA SANG HUJAN


Ku tanamkan sepercik kemarau

di sela lautan padang ilalang

kemudian hujan menyedari

 dan kelanaku diakhiri

dan di suatu hari..

senja dan hujan berbagi di jantungku

berebut untuk menceritakan

tentang erti sepi dan juga rindu.

Kelmarin...

aku dipeluk siang yang kepagian

dihujat hangat yang tak berkesudahan

lantas ku pinta pada sang hujan..

segeralah memeluk aku

meski sesenyap gumam gerimisnya itu.

Kemudiannya hujan hadir dan kepergian

taman hatiku mulai..

dipenuhi bunga-bunga bahagia

lalu aku teringatkan kembali pada sang hujan

yang memberiku indah diantara langit tinggi

serta ditemani tanah yang menjadi basah

kerana ada cintanya yang tersimbah

lalu rinduku menjadi bercambah

terhadap sang hujan yang memberiku indah.


PERCAKAPAN SUNYI



Ada yang hilang di mataku
saat percakapan sunyi ini berlanjutan
aku sedang berkata-kata dengan diriku
ya...cuma dengan diriku
ketika aku terus menatap kedalam matamu
dengan penuh cinta dan kerinduan
engkau hanya membisu..
menjadikan aku berbicara pada sepi
dan bermulalah percakapan sunyi.

Canda tawamu kini kian samar
mataku kian bening menahan sendu
ingin saja aku menjadi kabut
di danau hatiku yang semakin beku
bahkan embun yang menghiasai rambutku
sudah tidak lagi berwarna indah..
semuanya menjadi pudar..kian hambar
kerana bicaraku sekedar
menjadi sebuah percakapan sunyi.

Ingin saja ku bunuh hiruk-pikuk
aku murka pada langit tadi senja
kerana bicaraku tidak lagi tersambut
lalu aku membawa senyum-senyumku ini
menjauh darimu yang kian menyepi
biarkanlah aku menyendiri
bersama-sama percakapanku yang sunyi.




Wednesday, January 1, 2014

AKU MILIK KAMU



Membuncah rasa cinta di hati kita
sisa rinai Disember masih lagi basah
ia luruh diantara ruang-ruang kerinduan
dan telah pun hadir Januari..
kian mengakrabkan tambatan dua hati
aku..dan juga kamu yang ku kasihi.

Pada langit malam tadi..
ku terbangkan gelisah dan keraguan
justeru aku selalu merasakan
ada tangan hangatmu..
 yang selalu saja menghambat kedinginan
maka hati ini mengatakan bahawa
aku ini milik kamu..
dan seisi alam ini turut setuju.

Aku mulai suka akan hening
mencintai senja dan...
 penggemar nyanyian hujan-hujan
pada sekuntum hari telah ku hiasi
dengan aksara-aksara indah dan bermakna
kerana telah tercipta bahagia
juga adalah kerana aku milik kamu
maka aku bukanlah seperti
sebuah bangku kosong yang menanti pagi.