dengan sederhana namun mempersona
kamu akan memilih diam
untuk mendengar
suaraku dengan lebih lama..
juga menghabiskan waktumu
untuk menatap
wajahku dengan lebih mesra.
Hujan mengucur deras sore tadi
dari kisi jendela..
aku melihat angin berlalu lalang
namun kamu terus terdiam utuh
tidak sedikit pun kamu mengalih pandang
dan aku kian karam...
dalam renungan matamu
dan tanpa ragu..
ku bersandar di bidang dadamu.
Jeda waktu tidak mampu berganjak
denting-denting waktu itu
menjadi beku dan kaku
ia terus lusuh dan mereput
tetapi kita masih saja
menikmati setiap detik-detik itu
tanpa kita merasa apakah ini
sekedar sekejap mimpi
kerana bagi kita..
kesemuanya itu adalah realiti.
Justeru itu sayangku..
aku tetap kan hadir ke sisimu
memberimu teduh seperti mendung
memberimu hangat seperti mentari
aku akan abadi didalam mimpi-mimpi
menjadi penghiburmu di setiap sepi-sepi
aku kan terus menyobek dadamu
dengan ratusan belati rindu
dan ku tinggalkan satu-satunya rasa
yang ku namakan ia cinta.
salam Ayu,puisi ni sangat indah....serius...
ReplyDelete