puasku memilin kembali jutaan kata-kata
yang kurajut menjadi bicara aksara
jemariku tiada tuntas menarikan mata pena
yang tercari-cari hilangmu entah di mana.
Sekian kata kesekian kata
airmataku ini menjadi saksinya
andai bejana rinduku ini sudah tertumpah
menangisi kehilangannya yang tiada sudah.
Duhai bait-bait puisiku yang kehilangan
masih ku terasa akan keindahan
tatkala di suatu remang senja
telah ku tarikan bicara puisiku di langit jingga.
Namun kini senyumku telah bebeza
kerana beban rinduku padamu amatlah nyata
aduhai bait-bait puisiku yang hilang
akukan setia di sini menunggu kau pulang.
No comments:
Post a Comment